Kamis, 29 Juli 2010

Melamun Bisa Menghilangkan Memori


Setiap orang pasti pernah melamun dan berkhayal memikirkan masa depan atau sesuatu hal yang indah. Jangan kebanyakan melamun karena melamun dapat membuat orang kehilangan sebagian dari memorinya.

Pernahkah Anda mengalami kesulitan untuk mengingat peristiwa sebelum Anda melamun? Jika iya, maka itu adalah normal.

Penelitian terbaru menemukan bahwa melamun atau termenung sambil pikiran melayang ke mana-mana, dapat menyebabkan hilangnya sebagian memori, khususnya memori sebelum seseorang mulai melamun. Semakin jauh pikiran melayang saat melamun, maka hilangnya memori akan semakin parah.

Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa berpikir tentang sesuatu yang lain, baik melamun atau pikiran berkelana (mind-wandering), dapat memblokir akses ke kenangan atau memori masa lalu.

Dalam penelitian yang baru, ilmuwan menyelidiki beberapa partisipan. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama diminta untuk melihat daftar kata yang muncul di layar komputer, satu per satu. Kemudian partisipan diminta untuk melamun, memikirkan tentang kejadian yang menarik baginya. Selanjutnya, partisipan kelompok kedua hanya diminta untuk melihat daftar kata-kata, tanpa melamun.

Pada akhir tes, kedua kelompok partisipan diminta mengingat kembali sebanyak mungkin kata-kata apa saja yang dilihatnya dari daftar tadi.

Hasilnya, kelompok yang diminta untuk melamun hanya mengikat sedikit kata dibandingkan dengan kelompok yang tidak melamun. Ini menunjukkan bahwa melamun dapat menghilangkan sebagian memori yang baru saja diperoleh.

Studi ini telah diterbitkan dalam Psychological Science, sebuah jurnal dari Association for Psychological Science.

"Melamun dapat membuat Anda merasa berada dalam situasi yang berbeda, karena Anda tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi sebelum Anda melamun," ujar Peter F. Delaney dari Universitas of North Carolina di Greensboro, seperti dilansir dari Psychcentral, Jumat (30/7/2010).

Komplikasi-komplikasi dari Diabetes


Diabetes menjadi penyakit yang sangat ditakuti karena bisa menyebabkan bermacam komplikasi penyakit lainnya. Komplikasi yang terjadi bisa di bagian tubuh mana saja.

"Diabetes itu penyakit kaya, tapi kaya akan komplikasi. Karena komplikasi yang terjadi bisa dimana saja dan hampir di semua bagian tubuh," ujar Prof Dr dr Sri Hartini KS Kariadi, SpPD, KEMD dalam acara Media Edukasi dan Peluncuran Buku 'Diabetes? Siapa Takut!' di Hotel le-Meridien, Jakarta, Kamis (29/7/2010).

Prof Sri menuturkan kadar gula darah yang terus menerus tinggi akan meracuni tubuh dan bisa menimbulkan kerusakan atau komplikasi.

Jika komplikasi terjadi akan menimbulkan penebalan dinding pembuluh darah dan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.

Jenis komplikasi yang terjadi tergantung dari pembuluh darah mana yang kena, yaitu:

1. Jika yang terkena adalah pembuluh darah besar (aterosklerosis) bisa menyebabkan penyakit kardiovaskuler pada organ jantung (serangan jantung), otak (stroke) dan tungkai bawah.
2. Jika yang terkena adalah pembuluh darah kecil (mikroangiopati) bisa menyerang organ mata atau retinopati (katarak, glaukoma atau kebutaan), ginjal atau nefropati (gagal ginjal).
3. Jika yang terkena adalah saraf atau neuropati, bisa menyerang tungkai dan kaki (kesemutan), menyerang saraf di saluran pencernaan (diare, konstipasi) atau disfungsi ereksi.


"Komplikasi ini didasari oleh kelainan pembuluh darah dan terjadinya bertahap. Salah satu hal yang bisa mencegah komplikasi ini adalah pasien itu sendiri, yaitu bagaimana caranya agar diabetes yang dimilikinya tetap terkendali," ungkap profesor yang lahir di Martapura 59 tahun silam.

Karena itu diperlukan pengelolaan diabetes yang baik sehingga penderita bisa tetap merasa nyaman dan sehat. Ada empat hal yang menjadi dasar pengelolaan diabetes, yaitu:

1. Edukasi, dalam hal ini penderita diabetes (diabetesi) diberi pemahaman mengenai penyakitnya sehingga bisa dikontrol dengan baik dan disiplin menjalani hidup.
2. Perencanaan makan, kadar gula darah yang tinggi seringkali terkait dengan makanan yang dikonsumsi. Karenanya dalam perencanaan makan diabetesi harus mengetahui 3 J (jumlah, jenis dan jadwal).
3. Latihan jasmani, seorang diabetesi harus melakukan olahraga yang kontinu misalnya berjalan atau lari. Karena saat berolahraga, energi di dalam tubuh banyak dikeluarkan sehingga gula darah bisa turun dan peredaran darah menjadi lebih baik. Olahraga yang dilakukan tidak perlu berat, yang penting teratur melakukannya.
4. Intervensi obat, terkadang diabetesi memerlukan bantuan obat untuk mengontrol kadar gula darahnya. Obat yang diberikan ada yang berguna untuk memperbaiki kerja dari insulin, atau untuk merangsang insulin.


Beberapa diabetesi terkadang harus diberikan insulin, pemberian insulin ini berguna agar beban dari sel beta pankreas bisa berkurang sehingga bisa lebih lama bertahan. Namun pemberian insulin ini tidak bisa memperbaiki kinerja dari pankreas yang sudah rusak.

Diabetes memang tidak bisa menyebabkan kematian, tapi seseorang bisa meninggal akibat komplikasi yang dialaminya. Karena itu diabetes sering juga disebut dengan silent killer.

"Selama pengendaliannya baik, dalam hal ini sehari-hari terkendali dengan baik dan bukan hanya sekali-kali. Maka komplikasi dari diabetes ini bisa menjauh," ujar dokter yang juga menjadi salah seorang pendiri PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia).

Kenapa Penderita Diabetes Sering Pipis dan Haus?


Salah satu gejala yang muncul dari penyakit diabetes adalah sering buang air kecil dan merasa haus. Apa yang membuat pederita penyakit yang susah sembuh ini sering pipis dan haus?

Pakar diabetes Prof Dr dr Sri Hartini KS Kariadi, SpPD, KEMD menjelaskan, jika kadar gula darah dalam tubuh seseorang tinggi, maka glukosa yang tidak bisa dimetabolisme akan ikut terbuang melalui urine.

Hal ini menyebabkan urine menjadi lebih kental, sehingga membutuhkan air untuk mengencerkannya. Air yang digunakan ini diambil dari dalam tubuh.

"Akibatnya tubuh akan mengalami dehidrasi sehingga membutuhkan banyak minum. Jika seseorang banyak minum, maka buang air kecilnya juga akan menjadi lebih sering," ujar Prof Sri dalam acara Media Edukasi dan Peluncuran Buku 'Diabetes? Siapa Takut!', di Hotel le-Meridien, Jakarta, Kamis (29/7/2010).

Prof Sri menuturkan terdapat lima gejala klasik (khas) dari diabetes, yaitu:

1. Poliuri, sering buang air kecil dengan volume yang banyak dan biasanya lebih sering di malam hari.
2. Polidipsi, yaitu sering merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya.
3. Polifagi, yaitu nafsu makan yang meningkat.
4. Berat badan menurun secara drastis sehingga seseorang menjadi lebih kurus.
5. Kurang bertenaga.


Namun kadang terdapat gejala-gejala lain yang muncul seperti kesemutan di kaki, gatal-gatal yang biasanya terjadi di daerah selangkangan serta luka yang tak kunjung sembuh. Gejala-gejala ini disebut dengan gejala komplikasi yang menunjukkan sudah adanya komplikasi yang terjadi.

Gula darah yang selalu tinggi pada penderita diabetes dapat terjadi karena 2 hal, yaitu pankreas yang tidak dapat menghasilkan insulin dan yang kedua karena kerja insulin mengalami hambatan atau terganggu. Hambatan insulin atau resistensi insulin sering terjadi karena kegemukan (obesitas).

"Obesitas merupakan salah satu faktor risiko dari diabetes, tapi faktor risiko ini bisa dicegah dengan menjaga berat badannya agar tetap tidak berlebih. Karena obesitas yang berbahaya itu jika banyak lemak di perut," ungkap guru besar Universitas Padjajaran ini.

Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah dan juga dikenal sebagai penyakit kencing manis.

Hal ini karena di dalam urine diabetesi memang terdapat gula yang rasanya manis, padahal urine yang normal ini tidak mengandung gula dan tentunya tidak terasa manis. Dan penyakit ini bisa menyerang siapa saja.

Polusi Udara Membahayakan IQ Bayi yang Belum Lahir


Perkembangan otak dan IQ bayi dalam kandungan sangat ditentukan dari makanan dan kegiatan yang dilakukan ibunya. Tak hanya itu, polusi udara ternyata juga dapat mempengaruhi IQ bayi, bahkan sebelum bayi dilahirkan.

Intelligence Quotient (IQ) merupakan skor yang digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Anak dengan skor IQ rendah berpeluang besar mengalami keterbelakangan mental atau 'idiot'.

Baru-baru ini, peneliti dari Columbia University merilis hasil penelitiannya di New York. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sejumlah besar paparan polusi udara selama kehamilan dapat mengurangi kecerdasan anak.

Rahim wanita yang selama lima tahun selalu terpapar polutan dengan jumlah di atas rata-rata, khususnya di daerah perkotaan, akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan anaknya kelak, yang tampak dengan rendahnya skor tes IQ anak. Hal ini akan semakin buruk bila terjadi pada wanita yang sedang hamil.

Dilansir dari Myfoxtampabay, Kamis (29/7/2010), ilmuwan menyelidiki 249 wanita hamil yang secara konstan terpapar polusi udara antara tahun 1998 dan 2006.

Untuk menghitung jumlah polutan, ilmuwan memberikan tas ransel berisi peralatan khusus untuk mengukur paparan PAH (Polycyclic aromatic hydrocarbons), yang merupakan produk sampingan dari pembakaran bahan bakar, terutama mobil, bus dan truk.

725 anak-anak dari partisipan dalam penelitian ini kemudian dibagi ke dalam kelompok paparan polutan tinggi dan rendah. Pada usia lima tahun, anak-anak tersebut menjalani tes untuk mengukur tingkat kemampuan kognitifnya.

Studi di New York City ini mendukung studi sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti dari Polandia. Dari kedua studi ini, peneliti menemukan hasil yang sama, yaitu terpapar polusi udara saat hamil dapat menurunkan IQ bayi dalam kandungan. Hal ini tentunya akan menghambat kinerja sekolah dan belajar anak sampai seumur hidupnya.

Sabtu, 24 Juli 2010

Cegah Banjir dengan Lubang Biopori


Banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah datangnya banjir. Salah satunya melalui pembuatan lubang resapan biopori. Bagaimana cara membuatnya?

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman air tanah.

Nantinya lubang ini diisi oleh sampah organik untuk mendorong terbentuknya biopori, yaitu pori berbentuk terowongan kecil yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.

"Lubang resapan biopori ini adalah teknologi tepat guna untuk meningkatkan laju resapan air hujan dan memanfaatkan sampah organik yang dimasukkan ke dalam tanah," ujar Kamir R Brata, praktisi dari Konservasi Tanah dan Air IPB, dalam acara Family Environmental Edutainment di Bumi Perkemahan Cibubur, Sabtu (24/7/2010).

Kamir menuturkan ada berbagai manfaat dari lubang ini yaitu memelihara cadangan air tanah, mencegah keamblesan dan keretakan tanah, menghambat intrusi air laut, mengubah sampah organik jadi kompos, meningkatkan kesuburan tanah, mengatasi masalah akibat genangan air seperti demam berdarah dan kaki gajah, mengurangi pencemaran udara dan perairan, mengurangi emisi gas rumah kaca serta mengurangi banjir, longsor dan kekeringan.

"Lubang ini bisa dibuat di dasar saluran yang biasa dibuat untuk membuang air hujan, di dasar alur di sekeliling pohon atau pada batas taman," tutur Kamir.

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam membuat lubang resapan biopori ini yaitu:
1. Buat lubang silindris ke dalam tanah pada dasar alur dengan bor biopori berdiameter 10 cm dan kedalaman sekitar 100cm atau tidak melampaui kedalaman air tanah pada dasar saluran. Jarak antar lubang sekitar 50-100 cm.
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2-3 cm, setebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
3. Segera isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman yang dihasilkan oleh daun pohon, pangkasan rumput halaman atau sampah dapur.
4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang atau menyusut karena proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.

"Hujan tidak hanya terjadi di hutan saja,tapi bisa terjadi dimana saja. Karenanya perlu membuat penyerapan air di lingkungan sekitar rumah," imbuhnya.

Dengan adanya lubang resapan ini maka bencana banjir bisa dicegah. Hal ini juga turut mengurangi risiko penyakit yang biasa datang saat banjir.

Kamis, 22 Juli 2010

Waspadalah Ketika Sabuk Sudah Melingkar di Bawah Perut!


Anda merasa sabuk Anda sudah bergeser tempatnya dari 10 tahun lalu? Praktisi kesehatan ternama di Amerika Serikat, Dr Mehmet Oz, menyarankan Anda untuk berhati-hati. Ketika sabuk sudah melingkar jauh di bawah perut -- dengan lingkar pinggang yang sudah "memuai" -- maka ini pertanda Anda harus mengatur pola makan dan giat berolah raga. "Obesitas lekat dengan aneka jenis penyakit, apalagi jika usia juga telah merambat naik," ujar pria yang kerap menjadi tamu di Oprah Winfrey Show ini.

Menurutnya, lingkar pinggang tak boleh lebih dari setengah tinggi badan. Bila sudah di atas itu, "Bersiaplah, karena serangan jantung dan diabetes sedang mengintai Anda," ujarnya.

Bagaimana untuk mencegah hal itu terjadi? Berikut ini delapan tips dari Dr Oz tentang pola hidup yang sehat:

Senyum, Tertawa, dan Bahagia

Tertawa tidak hanya mengusir stres, mempromosikan ikatan sosial, dan menurunkan tekanan darah, juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Jadi membawa kelucuan ke dalam hidup Anda, entah itu melalui teman atau bahkan sebuah acara TV baru sangat dianjurkan.

Jangan melewatkan sarapan

Serat di pagi hari berarti mengurangi kelaparan di sore hari, waktu ketika Anda yang paling mungkin merasa lelah dan memerlukan gula bagi tubuh. Dr Oz mengaku biasa sarapan dengan havermut yang biasanya dicampur dengan kismis, kenari, dan minyak biji rami. Berangkat pagi-pagi dengan sarapan yang cukup juga menjaga metabolisme Anda lebih aktif sepanjang hari.


Jangan membiasakan diri tidur larut malam

Film di TV kabel langganan mungkin mengasyikkan, tapi mereka tidak sebanding dengan ketegangan pada sistem Anda. Tujuh jam tidur malam tidak hanya membantu Anda hidup lebih lama, tetapi juga menurunkan stres Anda, menajamkan memori Anda, dan mengurangi hasrat untuk makan yang tak perlu. Tetapkan waktu tidur dan tepatilah. "Target saya adalah 22.30 saya dan keesokan harinya saya akan fit saat saya mengayuh sepeda stasioner," ujarnya.


Ambil napas dalam-dalam

Lakukan ini di mana saja, kapan saja. Hisaplah udara melalui hidung sampai paru-paru penuh. Mereka akan mengisi dengan oksida nitrat, bahan kimia yang ditemukan di bagian belakang hidung Anda yang membuka pembuluh darah. Dosis oksigen akan membuat Anda merasa lebih bahagia dan lebih waspada. "Ini adalah teknik rahasia saya untuk menenangkan diri sebelum melakukan operasi serius pada pasien," ujarnya.


Amati kotoran Anda

Bukan hal jorok ketika saat buang air besar selesai Anda berbalik dan melihat pada kotoran Anda, yang berbicara banyak tentang usus dan kesehatan Anda secara keseluruhan. Kotoran harus halus dan berbentuk, seperti usus besar Anda. Jika keluar terlalu kental, atau bahkan seperti kelereng, artinya Anda sembelit. Anda perlu meningkatkan asupan serat dan air. "Hal ini terjadi kepada saya ketika saya bepergian, jadi saya mengonsumsi banyak serat sebelum perjalanan untuk menghindari mudah tersinggung," ujarnya. Namun Dr Oz tak menganjurkan untuk mengonsumsi makanan serat dalam bentuk pil atau yang instan lainnya, melainkan dari makanan segar.

Rasakan Warna

Makanan dengan warna cerah dan kaya warna lebih dari sekedar bagus untuk dilihat. Mereka juga dikemas dengan flavonoid dan karotenoid, senyawa kuat yang mengikat radikal bebas merusak dalam tubuh, menurunkan peradangan. Segenggam buah-buahan berwarna dan sayuran setiap hari akan Anda menuai keuntungan tanpa harus menyerah makanan lain. "Setiap kali saya melihat dan memakannya, mengingatkan saya bahwa makanan tersebut sering lebih kuat daripada obat-obatan yang dijual di apotek. Favorit saya adalah arugula dan blueberry," ujar Dr Oz.

Lakukan Diet yang tepat

Rahasia mengurangi berat badan tidak pada berpantang karbohidrat, lemak, makanan kuning, makanan padat, atau makanan yang dimulai dengan huruf G. Trik sebenarnya adalah dengan mengurangi asupan harian Anda sekitar 100 kalori. Pembatasan asupan kalori telah ditunjukkan untuk memperpanjang hidup pada tikus dan monyet. Dr oz mengaku setahun sekali mengatur ulang selera makannya. "Pokoknya, agar tetap sehat walaupun setiap hari makan lezat. Makanan apa saja boleh, pada prinsipnya, asal jangan berlebihan," jelasnya.

Jadilah pasien cerdas

Dokter dapat membantu Anda tetap sehat, tetapi tanggung jawab akhirnya jatuh pada Anda. Mencari pendapat kedua sebelum menjalani prosedur, karena 30 persen akan mengubah diagnosis atau rencana. Menyimpan riwayat medis yang ditulis, dan mendidik diri sendiri tentang masalah keluarga. Anda bahkan bisa mempertimbangkan untuk mendaftar ke Microsoft HealthVault sehingga file Anda diakses jika Anda menemukan kesulitan jauh dari rumah.

Mencegah dan Mengatasi Infeksi Mata


MATA anak Anda pernah terasa gatal, memerah dan beleknya (tahi mata) berlebih hingga hampir menutupi penglihatan? Hati-hati! Bila tidak segera diobati, penyakit ini bisa menulari orang lain dan gawatnya satu keluarga bisa tertular semua. Pink eye adalah keadaan infamasi atau infeksi pada konjungtiva (membran transparan yang berada di antara kelopak mata, atau lebih mudahnya bagian putih mata), sehingga juga dikenal dengan istilah konjungtivitis. Inflamasi akan menyebabkan pembuluh-pembuluh darah kecil pada konjungtiva melebar keseluruhan sehingga akan menyebabkan mata menjadi pink atau merah.

Pink eye dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, reaksi alergi, dan pada beberapa kasus bayi baru lahir dapat karena belum terbuka sempurnanya air mata tapi akan mudah menyebar pada mata sebelahnya.

Infeksi virus, umumnya berhubungan dengan infeksi saluran napas atas atau common cold. Jika disebabkan infeksi virus, gejalanya mata akan berair, merah, disertai rasa mengganjal.

Infeksi bakteri, umumnya disebabkan bakteri Staphylococcus, dan Pneumoccocus. Selain gejala-gejala seperti di atas, mata akan terasa sakit dan ditutupi sekret (belek) berwarna kuning kehijauan. Mata juga sangat lengket dan sukar dibuka terutama saat bangun tidur pagi. Penderita juga merasa seperti kelilipan atau rasa mengganjal pada mata (seperti ada benda masuk ke dalam mata).

Karena alergi, umumnya langsung mengenai sepasang mata, disertai rasa gatal, mata berair dan terdapat pembengkakan kelopak mata. Pada beberapa pembengkakan dan tampak gambaran seperti kantong bening berisi cairan.

Pada bayi baru lahir, saluran air mata belum terbuka sempurna, selain mata tampak merah, bayi akan terlihat seperti mengeluarkan air mata terus (di bagian mata dekat hidung) walaupun sedang tidak menangis.

Pink eye hanya mengenai bagian mata dan jarang mengganggu penglihatan. Namun pada kasus alergi bisa disertai hidung tersumbat dari iritasi pada kulit sekitar mata jika mata terus menerus mengeluarkan air. Pada infeksi mata berat, infeksi dapat menyebar ke arah hidung.

Lantas, bagaimana cara untuk menanganinya?

Harus dibedakan berdasarkan penyebabnya. Pada infeksi virus, dengnan memberikan kompres dingin dan lubrikan atau tetes air mata buatan untuk mengurangi gejala. Pada beberapa kasus, dapat diberikan tetes mata anti inflamasi. Infeksi virus umumnya memburuk pada hari ketiga sampai lima dan membaik dengan sendirinya dalam waktu kurang dari tiga minggu. Pada infeksi bakteri akan diberikan antibiotik berupa tetes mata atau salep mata sesuai gambaran klinis dan derajat keparahan.

Pada kasus alergi, kompres dingin dan tetes air mata buatan juga akan meringankan gejala. Selain itu, dokter dapat memberikan bermacam obat tergantung klinis. Yang penting diingat, jangan biarkan anak menggosok-gosok matanya, karena akan memicu reaksi alergi menjadi lebih berat.

Sementara itu, untuk langkah pencegah penularan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

1. Jangan berenang saat sedang terinfeksi.
2. Jangan saling meminjam handuk.
3. Bedakan sarung bantal penderita dengan angota keluarga lain.
4. Lebih aman menggunakan tisu (sekali pakai buang) dibanding saputangan.
5. Rajin mencuci tangan.
6. Tidak saling pinjam obat tetes mata.

Langkah-langkah ini penting dilakukan orangtua karena bayi yang sedang terinfeksi berpotensi menularkan kepada anggota keluarga lain, termasuk orangtua sendiri. Begitu juga sebaliknya. Anak-anak yang sedang terinfeksi sebaiknya tidak masuk sekolah sampai dinyatakan sembuh.