Minggu, 28 Maret 2010

Sering Migrain Meningkatkan Risiko Stroke


Jakarta, Semua kalangan mulai dari anak-anak, orang usia muda, wanita, dan orang lanjut usia sering merasakan migrain alias sakit kepala sebelah karena berbagai penyebab. Sering migrain ternyata dapat menjadi faktor risiko yang menyebabkan seseorang terserang stroke.

Seperti dilansir dari medicalnewstoday, migrain biasanya sering disebabkan oleh alergi, lampu yang terlampau terang, suara bising, bau menyengat, stres, pola tidur tidak teratur, merokok aktif atau pasif, terlambat makan, alkohol, fluktuasi siklus menstruasi, kontrasepsi, fluktuasi hormon saat menopause, makanan yang mengandung tyramine (anggur merah, keju, ikan asap, hati ayam, dan beberapa kacang-kacangan), monosodium glutamat (MSG), atau nitrat (seperti daging dan hot dog). Dan juga makanan lain seperti cokelat, kacang, selai kacang, alpukat, pisang, jeruk, bawang, produk susu, dan makanan yang difermentasi atau acar.

"Migrain bisa menjadi faktor risiko terserang stroke," kata dr Ashwin M. Rumawas, dokter spesialis saraf RS Royal Taruma pada seminar awam Kenali Gejala Stroke Secara Dini, di RS Royal Taruma, Jakarta, Sabtu (27/3/2010).

Menurut dr Ashwin, migrain yang disertai dengan keluhan photophobia (ketakutan pada cahaya yang terang), sonophobia (ketakutan pada suara bising), vertigo (sakit kepala yang berputar-putar), gemetaran, menggigil, wajah memerah, keringat dingin, muntah, menurunnya kemampuan bicara dan disertai melemahnya salah satu bagian tubuh, bisa meningkatkan risiko seseorang terserang stroke.

"Sebaiknya berhati-hati bila Anda sering terserang migrain, karena bisa jadi itu dapat meningkatkan faktor risiko Anda terserang stroke," ujar dokter saraf yang juga berpraktik di RS Persahabatan Jakarta ini.

Secara lengkap dr Ashwin memaparkan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke, yaitu:

Yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat dihindarkan,
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Herediter
4. Ras atau etnik

Yang dapat dimodifikasi dan dapat dihindarkan,
1. Hipertensi
2. Diabetes mellitus
3. Merokok
4. Riwayat stroke sebelumnya. Seseorang yang pernah menderita stroke dan kemudian sembuh, memiliki risiko tinggi untuk terserang stroke kembali.
5. Kelainan jantung
6. Kelainan anatomis pembuluh darah
7. Gangguan kolesterol
8. Obesitas atau kegemukan
9. Endokarditis (infeksi jantung)
10. Meningitis (infeksi otak)
11. Migrain
12. Kelainan darah (Trombositas, leukemia, dan lainnya)

Untuk mencegah terjadinya stroke, sebaiknya segeralah lakukan tindakan pencegahan sebagai barikut
A. Mengatur pola makan yang sehat

1. Konsumsilah makanan rendah lemak jenuh (kolesterol). Dianjurkan untuk mengonsumsi biji-bijian seperti beras merah, jagung, oat (gandum utuh), kedelei, kenari dan kacang mede.
2. Mengonsumsi susu rendah lemak dan kaya protein, zinc, dan B12. Ikan tuna, salmon, ikan laut yang kaya EPA dan DHA.
3. Konsumsi makanan kaya vitamin dan antioksidan, seperti sayur, buah dan biji.
4. Kurangi asupan Natrium (monosodium glutamat, sodium nitrat, NaCl)
5. Meminimalkan makanan tinggi lemak jenuh, kurangi asupan asam lemak trans seperti pada kue, makanan digoreng dan mentega.
6. Utamakan makanan kaya serat, protein nabati
7. Hindari makanan kalori rendah (kalori kosong) dan kualitas nutrisi rendah, seperti permen, krupuk dan makanan ringan.


B. Olahraga teratur, melakukan aktifitas fisik dengan nilai aerobik seperti jalan, bersepeda, berenang, dan lainnya.
C. Berhenti merokok, hindari menjadi perokok aktif dan pasif
D. Hindari minuman beralkohol dan penyalahgunaan obat
E. Memelihara berat badan layak, dengan hindari pola makan tak sehat disertai olahraga teratur.
F. Hindari pemakaian kontrasepsi oral pada wanita perokok atau yang disertai faktor risiko lain, ganti dengan menggunakan metode KB yang lain.
G. Mengurangi stres, istirahat teratur, dan tidur 6 sampai 8 jam/hari.
H. Pemeriksaan kesehatan teratur, tatalaksana diet dan obat yang teratur.

Tidak ada komentar: