Senin, 14 Juni 2010

Mitos Perempuan yang Takut Dibilang Depresi


Depresi, terutama pada wanita bisa dialami pada usia berapapun. Menariknya, di setiap kelompok usia ternyata berkembang stigma yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Terkait hal itu, sebuah survei pernah dilakukan oleh Women's Health Resource Center, terhadap 1.200 wanita di Amerika. Tujuannya untuk mengungkap mitos apa saja yang umumnya diyakini wanita dari berbagai generasi

Berikut ini adalah mitos yang terungkap di 3 kelompok usia, dikutip dari Prevention, Senin (14/6/2010).

Usia 20-44 tahun
Kelompok ini cenderung mengatakan, "Saya tidak butuh antidepresan, sebab saya bisa bersandar pada seorang sahabat yang akan membantu melewati semua ini".

Kenyataannya, seringkali dibutuhkan lebih dari sekedar curhat (mencurahkan isi hati) pada sahabat untuk mengatasi depresi.

"Sahabat dan keluarga adalah kunci dalam pemulihan kondisi. Tetapi pada seseorang yang mengalami depresi serius, solusi paling baik adalah dengan terapi bicara sekaligus ditunjang dengan pemberian antidepresan," kata Vivian Burt, seorang profesor psikiatri dari David Geffen School of Medicine UCLA.

Usia 45-59 tahun
Kelompok ini cenderung mengatakan, "Tidak apa-apa, ini hanya dampak dari menopause".

Perubahan hormonal memang bisa memicu fluktuasi suasana hati atau mood. Sekalipun penyebabnya memang menopause, menurut Burt hal itu bukan alasan untuk tidak diobati.

"Menopause memang bisa memicu depresi, tetapi apapun penyebabnya seseorang yang mengalami depresi tetap membutuhkan solusi," ungkap Burt.

Usia 60-69 tahun
Kelompok ini cenderung mengatakan, "Pilihan terbaik adalah tidak membebani orang lain dengan masalah ini".

Selain kepada terapis, berbicara kepada sahabat atau orang terdekat akan sangat membantu mengatasi kesedihan.

"Selalu ada stigma tentang depresi pada wanita di kelompok usia ini. Akibatnya mereka merasa malu untuk bercerita, sehingga membutuhkan dukungan sosial," kata Burt.

Tidak ada komentar: