Rabu, 05 Agustus 2009

Kuku Tangan Tumbuh 3 kali Lebih Cepat Dari Kuku Kaki


Ancaman teror dan bencana yang makin banyak bermunculan telah membuat masyarakat trauma. Melihat banyaknya tragedi itu, tidak heran jika penyakit trauma akan laris beberapa tahun mendatang.

Hal ini didasari oleh fakta yang ditemukan di Amerika. Setelah kejadian World Trade Center pada 11 September 2001, para ahli menemukan bahwa lima hingga enam tahun pasca tragedi itu, mereka yang mengalami stres terus meningkat jumlahnya.

Peneliti di negara Paman Sam itu menyebutkan bahwa pada tahun 2006-2007, penderita yang mengalami Post Traumatic Stress Symptom meningkat hingga empat kali lipat dari populasi sebelumnya.

Mereka menyebutkan 9 dari 11 orang mengalami Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), termasuk di dalamnya mereka yang menderita penyakit asma.

"Lima hingga enam tahun setelah tragedi, kami menemukan masyarakat yang menderita asma dan PTSD meningkat tajam setelah ledakan WTC," ujar Lorna Thorpe, seorang peneliti di New York City Health Department, seperti dilansir MSN, Rabu (5/82009).

Golongan yang paling banyak menderita PTSD adalah pekerja kantoran dan para korban yang berhasil selamat dari tragedi tersebut. Turis, pejalan kaki dan orang-orang yang berlalu lalang sekitar kantoran pun menderita PTSD sekitar 23 persen.

"Setiap orang harus sadar dan menerima bahwa banyaknya serangan atau bencana-bencana lainnya merupakan salah satu faktor risiko dalam hidup," ujar Dr. Alan Manevitz, seorang psikiater di Lenox Hill Hospital, New York City.

Para ahli setuju bahwa beberapa tahun mendatang, penderita PTSD akan semakin meningkat di beberapa negara, tidak hanya di Amerika. Hal ini seiring dengan banyaknya kejadian serupa di negara lainnya, termasuk Indonesia mungkin.

"Kami pernah menduga hal ini akan terjadi, jadi tidak heran jika penyakit ini akan banyak bermunculan beberapa tahun lagi," ujar Keith A. Young, dari Department of Psychiatry and Behavioral Science di Texas A&M Health Science Center College of Medicine.

Menurut Dr. Norman Edelman dari American Lung Association, penyakit asma dan PTSD saling berkaitan, karena asma dapat muncul ketika seseorang stres.

Namun yang disayangkan, sebanyak 52 persen dari mereka yang menderita PTSD tidak mendapatkan atau mencari penanganan pasca trauma, hal inilah yang mungkin meningkatkan jumlah penderita sindrom ini.

"Awalnya kami sangat terkejut dengan meningkatnya jumlah PTSD ini, namun kami tidak heran karena saat ini masyarakat hidup dikelilingi oleh berbagai ancaman teror maupun bencana," ujar Thorpe.

Tidak ada komentar: