Sabtu, 13 Juni 2009

Pengantar Next Generation Network

Abstrak:
Next Generation Network (NGN) dirancang untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur infokom abad ke 21.
Jaringan tidak lagi diharapkan bersifat TDM, melainkan sudah dalam bentuk paket-paket yang efisien, namun
dengan QoS terjaga. NGN harus mampu mengelola dan membawa berbagai macam trafik sesuai kebutuhan
customer yang terus berkembang. NGN disusun dalam blok-blok kerja yang terbuka, dan bersifat open system.
Setiap blok memiliki pengembangan yang terbuka lebar, namun harus selalu dapat dikomunikasikan dengan
pengembangan blok-blok lainnya. Layanan dan aplikasi dikembangkan dengan standar seperti JAIN dan
OSA/Parlay. Persinyalan untuk multimedia dapat menggunakan suite H.323 yang distandarkan ITU, atau SIP
yang distandarkan IETF. Pengendalian umumnya menggunakan standar bersama yang disebut H.248 oleh ITU
atau MEGACO oleh IETF. Transportasi data harus dioptimasi sesuai jenis trafik yang akan dilewatkan. Untuk
jenis trafik yang beraneka ragam namun menuntut QoS yang terpelihara, teknologi MPLS adalah pilihan terbaik.
Untuk network yang spesifik mengangkut jenis trafik tertentu, teknologi lain dapat disiapkan. Konsep NGN yang
lengkap meliputi juga teknologi yang tak mungkin diabaikan, yaitu teknologi wireless, baik untuk perangkat
diam, bergerak lambat, maupun bergerak cepat, dengan berbagai rate data yang dibutuhkan.


Keywords: ngn, mgc, softswitch, h.248, megaco, sip, h.323, voip, osa, parlay, jain, mpls
1

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com


1. Pendahuluan
1.1. Telefoni Internet
Pada mulanya, Internet diciptakan sebagai jaringan data paket yang tangguh menghadapi hambatan
fisik. Skalabilitas Internet mengakibatkan jaringan ini murah dan layak digelar baik dalam skala kecil
maupun skala besar. Berbagai aplikasi pun digelar di atas Internet: transfer file, e-mail, web, instant
messaging, hingga aplikasi real time seperti telefon, video-on-demand, dan konferensi video. Dengan
Internet, aplikasi-aplikasi itu dapat diinstal lebih murah daripada sebelumnya.

Telefoni Internet, atau diistilahkan dengan VoIP, adalah salah satu aplikasi paling krusial di Internet,
karena telefon adalah komunikasi non paket dengan trafik terbesar yang bermigrasi ke Internet. Ada
berbagai konfigurasi VoIP yang dimungkinkan. Gambar berikut menggambarkan salah satu alternatif
implementasi VoIP.



TE adalah terminal VoIP yang dapat berupa komputer dengan kemampuan multimedia, atau komputer
yang dihubungkan dengan pesawat telepon, atau pesawat telepon dengan kemampuan VoIP.
Gatekeeper GK berfungsi sebagai administrator yang mengatur hubungan telefoni dalam network.
MCU (multipoint control unit) digunakan untuk pengendalian konferensi tiga terminal atau lebih.
Gateway GW menyambungkan jaringan LAN dengan jaringan telefon, seperti dengan PBX untuk
berkomunikasi dengan telepon di luar jaringan IP. WAN dapat menghubungkan LAN-LAN ini,
membentuk jaringan VoIP dengan skala lebih luas.

Protokol yang sering digunakan untuk VoIP adalah H.323, yang didefinisikan oleh ITU-T. H.323
merupakan suite yang mengkoordinasikan berbagai protokol, baik yang didefinisikan oleh ITU-T
maupun oleh IETF, seperti yang dipaparkan berikut ini [Liu-Mouchtaris 2000].




2

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com

Sinyal audio dikodekan dalam salah satu dari paket G.7XX (misalnya G.711), dan sinyal video
dikodekan dalam H.26X (misalnya H.261). Sebagai data paket real-time, keduanya dibawa dalam
paket RTP di atas UDP di atas IP. RTCP mengendalikan alur paket RTP. Pengendalian panggilan,
dalam bentuk pembukaan sebuah percakapan baru, penutupan percakapan, dan sebagainya,
didefinisikan dalam Q.931 dan H.245 yang dalam jaringan IP disalurkan terpisah dengan transport
TCP. GK masih berperan untuk panggilan yang masuk atau keluar sebuah LAN.


1.2. Pemisahan Sinyal dan Media
Sesuai sifatnya yang real-time tetapi tidak mengharuskan ketepatan data, suara dan gambar yang
dipaketkan dalam RTP cukup dikirimkan sebagai paket UDP over IP (Baca [Wastuwibowo 2003]
untuk membedakan paket TCP dan UDP). Bagian ini selanjutnya disebut sebagai bagian “Media”. Di
lain pihak, persinyalan H.245 dan Q.931 harus diperlakukan sebagai data yang tidak boleh salah, tetapi
boleh menerima delay, sehingga harus dikirimkan sebagai paket TCP over IP. Bagian ini selanjutnya
disebut sebagai bagian “Signaling” (American English) atau “Signalling” (British English) atau
“Persinyalan” (Bahasa Indonesia). Diagram berikut [Liu-Mouchtaris 2000] menggambarkan konversi
sinyal telefon dari PSTN/ISDN ke Internet, dengan bagian Media yang terpisahkan dari bagian
Signaling.




Pemisahan ini bukan saja mengefisienkan jaringan, karena memisahkan media dan sinyal sesuai
karakteristik jaringan yang dibutuhkannya, tetapi juga memungkinkan pembentukan arsitektur
network yang efektif. Walaupun keduanya dapat disalurkan melalui jaringan IP yang sama (atau dapat
juga melalui jaringan yang berbeda, sesuai optimasi kita), tetapi pengendaliannya selalu terpisah.

Walaupun terpisah, tentu saja data media harus mengikuti arahan dari sinyal yang berkaitan. Untuk itu
diperlukan kaitan antara media dan sinyal. Data media diatur pada gateway-gateway media (media
gateways), dengan pengaturan yang disebut Media Gateways Control. Diagram berikut
[Schulzrinne-Rosenberg 2000] menggambarkan terhubungnya saluran sinyal dan media oleh
protokol-protokol Media Gateways Control, seperti MGCP dan Megaco.

3

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com



2. Konsep NGN
2.1. Feature NGN
NGN dirancang untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur infokom abad ke 21. Konsepnya lebih dari
sekedar Internet yang digabungkan dengan PSTN (dan ISDN). Feature NGN, dibandingkan dengan
PSTN dan Internet saat ini dipaparkan dalam tabel berikut [Moradessi-Mohan 2000].



NGN harus mampu mengelola dan membawa berbagai macam trafik sesuai kebutuhan customer yang
terus berkembang. Jaringan tidak lagi diharapkan bersifat TDM seperti PSTN sekarang, melainkan
sudah dalam bentuk paket-paket yang efisien, namun dengan keandalan dan kualitas (QoS) terjaga.
Jika PSTN meletakkan kecerdasan pada network, dan Internet meletakkannya pada host, maka NGN
menyebarkan kecerdasan pada network dan host. Feature layanan lintas media menjadi dimungkinkan.


2.2. Arsitektur NGN
NGN disusun dalam blok-blok kerja yang terbuka, dan bersifat open system, seperti dipaparkan dalam
gambar di bawah. Empat blok utama adalah: Services and Applications, Control and Signalling,
Transport, dan Network Management. Setiap blok memiliki pengembangan yang terbuka lebar, namun
harus selalu dapat dikomunikasikan dengan pengembangan blok-blok lainnya untuk mendukung
evolusi network secara bersama-sama. Dalam pengembangan NGN, penting untuk menggunakan
4

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com

acuan-acuan standar, yang menjamin performansi yang lebih tinggi dan interoperabilitas yang lebih
baik daripada arsitektur ad-hoc yang tidak standar.


SERVICES AND
APPLICATIONS
NETWORK CONTROL AND
MANAGEMENT SIGNALLING
TRANSPORT




Blok “Transport” membawa bukan hanya bagian media yang berupa data, suara, dan gambar dari
customer, tetapi juga membawa sinyal-sinyal dari blok-blok lainnya. Transportasi data harus
dioptimasi sesuai dengan beragam jenis trafik yang akan dilewatkan. Termasuk di dalam blok ini
adalah transport di core network dan di access network, serta di mobile network.

Blok “Control and Signalling” melakukan pengendalian dengan bertukar informasi permintaan
panggilan dan policy network serta mengirimkan perintah-perintah yang sesuai kepada blok
“Transport” untuk menyampaikan media data dan sebagainya ke tujuan yang benar, sesuai policy yang
ditetapkan.

Blok “Services and Application” berisi aplikasi-aplikasi network dalam bentuk software yang
mendefinisikan layanan yang diberikan, feature yang disediakan, dan pengaturan-pengaturan lain,
termasuk billing.


3. Transportasi Data
Pengembangan infrastruktur transportasi data dilakukan dalam kerangka NGN, untuk membentuk
jaringan dengan karakteristik: broadband network yang menghantarkan data paket dengan secara
efisien, scalable, memungkinkan diferensiasi dalam satu sistem, serta mampu diakses secara mobile.

Teknologi semacam ATM memiliki mekanisme pemeliharaan QoS, dan memungkinkan diferensiasi,
namun menghadapi masalah pada skalabilitas yang mengakibatkan perlunya investasi tinggi untuk
implementasinya. Di lain pihak, Internet yang dengan protokol IP berkembang lebih cepat. IP sangat
baik dari segi skalabilitas, yang membuat teknologi Internet menjadi cukup murah. Namun IP
memiliki kelemahan serius pada implementasi QoS. Namun kemudian dikembangkan beberapa
metode untuk memperbaiki kinerja jaringan IP, antara lain dengan MPLS.

MPLS merupakan salah satu bentuk konvergensi vertikal dalam topologi jaringan. MPLS menjanjikan
banyak harapan untuk peningkatan performansi jaringan paket tanpa harus menjadi rumit seperti ATM.

5

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com

Pada perkembangannya, metode MPLS juga membangkitkan gagasan mengubah paradigma routing di
layer-layer jaringan yang ada selama ini, dan mengkonvergensikannya ke dalam sebuah metode, yang
dinamai GMPLS.

GMPLS (Generalized MPLS) adalah konsep konvergensi vertikal dalam teknologi transport, yang
tetap berbasis pada penggunaan label seperti MPLS. Setelah MPLS dikembangkan untuk memperbaiki
jaringan IP, konsep label digunakan untuk jaringan optik berbasis DWDM, dimana panjang gelombang
(?) digunakan sebagai label. Standar yang digunalan disebut MP?S. Namun, mempertimbangkan
bahwa sebagian besar jaringan optik masih memakai SDH, bukan hanya DWDM, maka MP?S
diperluas untuk meliputi juga TDM, ADM dari SDH, OXC. Konsep yang luas ini lah yang dinamai
GMPLS.

GMPLS merupakan konvergensi vertikal, karena ia menggunakan metode label switching dalam layer
0 hingga 3 [Allen 2001]. Tujuannya adalah untuk menyediakan network yang secara keseluruhan
mampu menangani bandwidth besar dengan QoS yang konsisten serta pengendalian penuh. Dan
terintegrasi Diharapkan GMPLS akan menggantikan teknologi SDH dan ATM klasik, yang hingga saat
ini masih menjadi layer yang paling mahal dalam pembangunan network.

Penulis telah memaparkan beberapa alternatif implementasi jaringan dengan karakteristik semacam ini,
di bawah judul “Pengantar MPLS” [Wastuwibowo 2003].


4. Persinyalan
Teknologi switching, yang masih berfokus pada data yang bersifat TDM, harus mulai mengikuti
paradigma network yang bersifat broadband. Pada perkembangan teknologi sebelumnya, telah
dilakukan pemisahan kanal data dengan signalling. Pemisahan ini, seperti pada CCS#7, bukan saja
memberikan efisiensi network yang lebih baik, namun juga telah memungkinkan pembentukan IN
dengan berbagai layanannya.

Trend ini dipertahankan dan dikembangkan dalam teknologi switching broadband. Data multimedia
dipaketkan dalam paket RTP dalam suite IP, dan ditransferkan antar media gateway (MG). Signalling
memiliki signalling gateway (SG) tersendiri. Signalling untuk multimedia dapat menggunakan suite
H.323 yang distandarkan ITU, atau SIP yang distandarkan IETF.


4.1. Suite H.323
H.323 adalah rekomendasi ITU-T untuk komunikasi multimedia berbasis paket, yang diterbitkan
sebelum dikenal teknologi VoIP. Seperti telah disinggung di atas [Liu-Mouchtaris 2000], H.323
merupakan suite yang terdiri dari berbagai protokol, yang masing-masing distandarkan secara terpisah
oleh ITU-T dan IETF.
6

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com




Protokol H.225 atau RAS (registration, admission, and status) untuk permintaan panggilan dari
terminal atau gateway ke gatekeeper GK. Dari data di dalam GK, diketahui hak akses user atau
perangkat yang melakukan permintaan hubungan melalui GK ini. Jika permintaan disetujui, RAS
membuka sesi komunikasi Q.931 dengan ujung lawan.

Protokol Q.931 untuk setup panggilan, seperti protokol yang digunakan oleh telepon PSTN atau
ISDN, termasuk transfer dan penerjemahan nomor-nomor telepon. Jika semuanya berjalan baik, akan
dibuka sesi H.245 dari ujung ke ujung. Untuk hubungan VoIP yang lebih sederhana, sebenarnya bagian
dari H.225 sudah cukup untuk melakukan setup tanpa Q.931.

Protokol H.245 untuk melakukan setup network, termasuk memeriksa kapabilitas yang tersedia,
menyusun hubungan master-slave jika diperlukan, membuka kanal logika (paket), dan memberikan
deskripsi serta alamat untuk paket RTP dan RTCP bagi pertukaran data percakapan.

Protokol RTP (real-time transport protocol) untuk menyampaikan data dari ujung ke ujung selama
komunikasi berlangsung. RTP dienkapsulasi oleh UDP kemudian oleh IP. UDP hanya memberikan
fasilitas multipleks dan checksum, sehingga RTP harus memiliki fasilitas info identifikasi, pengurutan
paket, dan monitoring. RTP merupakan standar dari IETF (RFC 3550).

Protokol RTCP (real-time transport control protocol) merupakan metode pengendalian bagi RTP.
Yang dilakukan RTCP adalah memberikan feedback atas kualitas distribusi data, serta membawa nama
kanonik bagi sumber-sumber RTP yang akan digunakan untuk sinkronisasi audio dan video.

Pengkodean suara dilakukan dengan protokol-protokol G.711 untuk rate 64 kb/s dan delay 1/8 ms;
G.721, G.723, atau G.726 untuk rate 16 hingga 40 kb/s dengan delay 1/8 ms; G.728 untuk rate 16 kb/s
dengan delay 2.5 ms; G.729 untuk rate 8 kb/s dan delay 10 ms; atau G.723.1 untuk rate 5.3 atau 6.3
kb/s dengan delay 30 ms.


4.2. SIP
Berbeda dengan H.323, SIP (session initiation protocol) diterbitkan sebagai standar oleh IETF (RFC
3261) setelah adanya VoIP. SIP disiapkan sebagai protokol dalam suite IP untuk membentuk dan
melakukan pengendalian atas sesi multimedia over IP. SIP merupakan protokol client-server yang
diangkut di atas TCP. Bentuknya teks, seperti keluarga HTTP. RTP (real-time transport protocol), yang
meliputi juga RTCP (real-time transport control protocol).

7

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com

Pengalamatan SIP dapat dilakukan mirip nomor telepon atau mirip alamat web. Jika pengalamatan
dilakukan mirip web, digunakan juga URL seperti web, yang lebih lanjut akan diterjemahkan menjadi
alamat IP oleh suatu DNS. Untuk membangun sebuah sesi multimedia, SIP melakukan juga negosiasi
feature dan kapabilitas, seperti pada H.323.

Diagram berikut [Schulzrinne-Rosenberg 2000] menggambarkan contoh pemakaian protokol SIP
untuk membangun suatu sesi telefon Internet (VoIP). Dalam kasus ini, Alice di Wonderland ingin
menelefon Bob di Macrosoft, tetapi Bob memasang status forward ke telefon Carol.




SIP hanya digunakan untuk persinyalan. Transportasi data media tetap menggunakan RTP, seperti pada
H.323. Sebagai bagian dari negosiasi, SIP juga menggunakan protokol yang disebut SDP (session
description protocol). Tugas SDP adalah memberikan deskripsi tentang sesi multimedia yang
dikehendaki, meliputi antara lain informasi kontak serta jenis enkode audio dan video.

IETF telah banyak sekali mengatur praktek-praktek penyelenggaraan berbagai jenis komunikasi
dengan SIP dan SDP. Dasar telefoni SIP digambarkan dalam RFC 3665, sementara alur panggilan dari
SIP ke PSTN dicontohkan dalam RFC 3666.


4.3. Perbandingan H.323 dan SIP
SIP diciptakan setelah VoIP, dan VoIP diciptakan setelah H.323. Tentu saja, secara umum SIP akan
memiliki feature yang lebih tepat bagi VoIP dan MoIP secara umum, daripada H.323. Tabel berikut
[Schulzrinne-Rosenberg 1998] memaparkan feature-feature yang ditambahkan pada SIP.


8

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com


Feature H.323 SIP
Blind Transfer Bisa Bisa
Operator-assisted transfer Tidak Bisa
Hold Tidak Bisa, dengan SDP
Multicast conferences Bisa Bisa
Multiunicast conferences Bisa Bisa
Bridged conferences Bisa Bisa
Forward Bisa Bisa
Call park Tidak Bisa
Directed call pickup Tidak Bisa


Tentu beda H.323 dan SIP bukan hanya pada penambahan feature. Suite H.323 mengumpulan protokol
yang dipilih untuk dapat mudah beroperasi dengan sistem telefoni yang telah ada; jadi cukup alami
bahwa sebagian besar persinyalannya menggunakan model biner yang relatif rumit Sementara, SIP
merupakan protokol persinyalan yang ramping dan berbasis teks, yang dioptimasikan agar mudah
dikembangkan bersama aplikasi-aplikasi Internet. Tabel berikut [Schulzrinne-Rosenberg 1998]
memaparkan perbedaan sifat H.323 dan SIP.


Kriteria H.323 SIP
Kompeksitas Sangat kompleks Sederhana
Jumlah transfer pesan Banyak Sedikit
sinyal
Debugging Harus menambah tools Tools sederhana
jika protokol diperluas
Perluasan Bisa diperluas Mudah diperluas
Perluasan oleh user ASN.1 -- Rumit Teks -- Mudah
Elemen yang harus Client, GK, MCU, GW, UA, -
diperhatikan statenya Proxy
Pemakaian prosesor Overhead besar Overhead kecil
Feature telefoni Kuat Kuat
Aplikasi di host Rumit Sederhana
Ukuran kode Besar Kecil
Pemakaian memori Besar Kecil hingga sedang
dinamis



5. Pengendalian Gateway
5.1. Media Gateway

Media Gateway (MG) merupakan perangkat-perangkat gateway, terletak pada layer “Transport”, yang
umumnya memisahkan jenis-jenis network yang berbeda, baik di di dalam NGN maupun antara NGN
dan network di luarnya. Termasuk di dalamnya adalah interface dengan perangkat-perangkat customer.
Jenis-jenis gateway berbeda-beda menurut topologi dan konfigurasi yang dirancang designer ataupun
manufacturer. Beberapa gateway yang sering digunakan:
9

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com

Trunk Gateway: Menghubungkan jaringan paket dengan trunk TDM dari PSTN atau ISDN,
dengan jumlah sirkit yang biasanya cukup besar. Access Gateway: Menyediakan interface kepada perangkat customer, seperti akses ISDN atau
DSL. Residential Gateway: Menghubungkan jaringan paket dengan jaringan analog yang terhubung
ke pelanggan.

MG dapat juga memisahkan satu network paket dengan network paket lainnya. Namun pada umumnya
secara teknis MG semacam ini tidak diperlukan, karena kedudukannya dapat digantikan oleh
perangkat-perangkat switch, router, atau LSR MPLS di bagian “Transport”. Kalaupun MG dipasang
juga, umumnya karena ada fungsi aplikatif atau administratif tertentu yang dijalankan di dalamnya.


5.2. Signalling Gateway
Pada level persinyalan, dikenal juga “Signalling Gateway” (SG), tempat bertransaksi informasi dari
satu jenis sinyal ke jenis sinyal lainnya. Yang sering saling diterjemahkan dalam SG adalah sinyal dari
SIP atau H.323 ke SS7 dari PSTN dan ISDN.

Selain diterjemahkan ke SIP, seringkali sinyal SS7 perlu dibawa melintasi jaringan paket untuk
digunakan kembali di sebuah trunk gateway. Untuk itu, SS7 perlu dienkapsulasi dalam jaringan sinyal.
Pola pengolahan SS7 di dalam jaringan paket ini disebut SIGTRAN (signalling transport). SIGTRAN
didefinisikan dalam RFC 2719.


5.3. Media Gateway Controller
Pemisahan bagian “sinyal” dan “media” membutuhkan sebuah implementasi baru untuk
memungkinkan persinyalan dan policy-policy lainnya dapat mengirimkan perintah atau mengambil
informasi dari MG. Penghubung antara kedua bagian dalam layanan network itu disebut Media
Gateway Controller (MGC). MGC sering juga disebut sebagai softswitch, call agent, atau call
controller.

MGC melakukan setup hubungan-hubungan multimedia, melakukan deteksi dan pengolahan pada
event-event, dan mengatur MG serta sirkit-sirkit di dalamnya berdasarkan database konfigurasi.




10

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com


5.4. Gateway Control Protocol
Pemisahan bagian “sinyal” dan “media” membutuhkan sebuah protokol baru untuk menghubungkan
kedua bagian dalam layanan network itu. Mulanya, digunakan protokol yang disebut sebagai Media
Gateway Controller Protocol (MGCP). Namun banyak keterbatasan yang dihadapi dalam
pengembangan MGCP. Lagipula MGCP terlalu memihak jenis jaringan model Amerika Utara. Maka
IETF dan ITU-T bersama sama menyusun protokol baru. ITU-T menamainya H.248, sementara
kalangan IETF menyebutnya MEGACO (RFC-3525). Kelebihan MEGACO dari MGCP adalah
adanya model koneksi yang tak tergantung bentuk transpor, adanya dukungan untuk layanan advanced
seperti konferensi multimedia, dan dukungan untuk negara-negara di seluruh dunia.

Sebagai perjanjian dalam MEGACO, media gateway dapat terletak di mana saja dalam jalur panggilan,
dari sebuah terminal di ujung network sampai gateway besar di tengah network, MG tidak harus untuk
VoIP saja, tapi juga untuk topologi-topologi yang berbeda. Penggabungan dengan voice-to-text
application misalnya, dimungkinkan dalam protokol ini.

MGC, dalam melakukan pengendalian terhadap MG, menyusun abstraksi sebuah hubungan sebagai
model yang disusun atas terminasi dan konteks. Terminasi adalah tempat berawal atau berakhirnya
aliran data (media). Terminasi tentu saja dapat menjadi tempat berawal atau berakhirnya banyak aliran
(stream) sekaligus. Konteks adalah bentuk kaitan antara sekumpulan terminasi.

Tabel berikut [Taylor 2000] memaparkan beberapa pesan perintah dalam skema MEGACO, baik
berupa perintah dari MGC maupun dari MG.







11

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com


6. Layanan dan Aplikasi
Layanan dan aplikasi NGN merupakan perbaikan dan pengembangan dari implementasi intelligent
network (IN) yang telah melengkapi PSTN masa kini. IN pada PSTN bersifat sangat terbatas, karena
faktor-faktor berikut:
Keterbatasan dalam melakukan pemrograman pada sentral-sentral PSTN lebih dari yang
diperbolehkan vendor. Keterbatasan jumlah programmer dan programming tools yang mampu melakukan
pemrograman pada sentral. Masalah interoperabilitas antar sentral PSTN, khususnya yang berbeda merk, teknologi, atau
platform.

Penyusunan framework layanan dan aplikasi pada NGN harus mengacu pada target berikut:
Mendukung lingkungan pembangunan dan pengelolaan yang standar, tidak tergantung pada
vendor tertentu. Mendukung pemrograman yang standar dan portabel untuk pengembangan layanan atau
penambahan layanan baru, yang memungkinkan penulisan program satu kali untuk digunakan
pada berbagai platform yang berbeda. Mendukung API (application programming interface) yang standar dan terbuka untuk
melakukan akses pada fungsi-fungsi dalam platform maupun utilitinya. Mampu dipasang pada berbagai jenis network dan protokol.


6.1. JAIN
JAIN (Java API for Intelligent Network) merupakan prakarsa dari konsorsium yang dipimpin oleh Sun
Microsystem, memanfaatkan platform Java yang dimilikinya untuk mengembangkan aplikasi dan
layanan network infokom. Seperti yang umum diketahui, Java sendiri merupakan platform yang
dimaksudkan sebagai platform menengah yang mampu dijalankan di atas berbagai macam platform
lainnya (komputer/server berbasis Windows, komputer/server berbasis Unix, perangkat-perangkat
mobile, sentral-sentral PSTN, hingga layanan web), sehingga aplikasi yang berjalan di atas Java akan
dapat berjalan di atas berbagai platform lainnya. Inisiatif JAIN mengemuka pada paruh akhir tahun
1990-an.

Kelemahan JAIN, tentu saja, pada Java sendiri. Walaupun dibentuk oleh konsorsium, namun Sun
dianggap berperan dominan dalam platform Java, sehingga platform Java sering dianggap masih
tergantung pada vendor. Walaupun perangkat yang dipakai bukan produk Sun, sifat proprietary dari
Java ini masih dirasa mengganggu. Kelemahan lain, adalah bahwa Java telah mendefinisikan bahasa
tersendiri, yaitu bahasa Java, sehingga mengurangi kemungkinan menggunakan bahasa lain untuk
merancang aplikasi-aplikasi dalam JAIN.


6.2. Parlay/OSA
Parlay adalah konsorsium antar perusahaan infokom, yang bermaksud untuk bersama-sama
menciptakan API yang bersifat terbuka bagi layanan network yang cerdas. Konsep dasar Parlay ini
diambil dari TINA (Telecommunications Information Networking Architecture), yaitu sebuah prakarsa
yang sebelumnya diciptakan untuk menghasilkan tujuan serupa (tetapi kemudian berhenti di tahap
riset).
12

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com

Dalam perkembangannya, Parlay bekerja sama dengan 3GPP (Third Generation Partnership Project),
yaitu konsorsium internasional yang sedang membangun dasar bagi komunikasi mobile generasi
ketiga (UMTS), yang membuat Parlay secara otomatis bekerja sama dengan induk 3GPP, yaitu ETSI.
Yang menggembirakan adalah bahwa kemudian 3GPP2 (versi Amerika dari 3GPP) juga bergabung
dengan proyek Parlay ini, sehingga ada kemungkinan cukup besar bahwa di dunia pernah ada standar
infokom bersama :).

Framework yang diusung Parlay kemudian dinamai OSA (Open Service Access). Parlay/OSA
bermaksud memetakan standardisasi layanan infokom dari level “protokol” menjadi level
“programming”. Dengan demikian, Parlay/OSA memungkinkan para pengembang software menjadi
pencipta layanan infokom. Parlay/OSA juga memungkinkan aplikasi-aplikasi enterprise yang telah ada
diperluas untuk memanfaatkan jaringan IN dari NGN.

Parlay/OSA merinci API dalam beraneka jenis aplikasi infokom, seperti yang dipaparkan dalam tabel
berikut [Moerdijk-Klostermann 2003].



API dalam Parlay sendiri didefinisikan dalam bentuk UML yang bersifat tidak tergantung platform
eksternal, dan bebas diimplementasikan dalam bahasa pemrograman yang secara luas telah dipakai,
seperti C, C++, dan Java.

Dalam implementasinya, Parlay/OSA menambahkan sebuah elemen network yang disebut Parlay/OSA
Gateway. Posisi gateway itu dalam sebuah jaringan dipaparkan dalam gambar di bawah
[Moerdijk-Klostermann 2003]. Namun perlu diingat bahwa blok Parlay gateway ini bersifat logika,
dan tidak dipersyaratkan harus ada secara fisik
13

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com




Aplikasi diletakkan pada server aplikasi, dan saat digunakan akan memanggil API Parlay/OSA.
Feature-feature Parlay/OSA tersimpan dalam service capability server (CSC). Komunikasi antara
aplikasi dan CSC dapat menggunakan middleware yang standard, seperti CORBA. Pada gilirannya,
CSC melakukan interaksi sesuai permintaan aplikasi di atasnya, pada setiap unsur network di
bawahnya, dengan pesan dan protokol yang tepat sesuai konfigurasi network. Dalam hal NGN, CSC
dapat berhubungan dengan MGC untuk mengatur persinyalan dan MG-MG.

Di balik potensi besar Parlay/OSA, beberapa pihak merasa bahwa spesifikasi dan kepustakaan
Parlay/OSA menjadi terlalu berat. Tidak efisien untuk menggunakan Parlay/OSA untuk aplikasi yang
ringan dan kecil. Untuk itu, telah disusun sebuah subsistem dari Parlay/OSA, yang disebut sebagai
Parlay X. Parlay X merupakan sebuah web service berbasis XML, dengan API sederhana, yang
melakukan abstraksi pada blok-blok Parlay yang tertutup di belakangnya. Diharapkan, para programer
dapat dengan mudah menggunakan metode SOAP untuk menciptakan aplikasi dengan Parlay X, tanpa
harus mendalami konfigurasi network dan sebagainya [Lozinsky 2003].


7. Issue Lain
Issue-issue berikut masih perlu dibahas dalam kaitan dengan NGN.
Network Management Network Planning NGN dan 3G Mobile Network

Penulis akan membahas tema-tema ini dalam tulisan yang terpisah.


14

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com

8. Daftar Singkatan
API = Application Program Interface
ATM = Asynchronous Transfer Mode
CAS = Channel Associated Signalling
DTMF = Dual Tone Multi-Frequency
FAS = Facility Associated Signalling
FR = Frame Relay
GMPLS = Generalized Multi Protocol Label Switching
GSM = Global System for Mobile communications
GW = Gateway
IETF = Internet Engineering Task Force
IntServ = Integrated Service
IP = Internet Protocol
ISUP = ISDN User Part
ITU-T = International Telecommunication Union – Telecommunication Standardization Sector
IVR = Interactive Voice Response
JAIN = Java API for Intelligent Network
MEGACO = Media Gateway Controller Protocol (bukan MGCP)
MG = Media Gateway
MGC = Media Gateway Controller
MGCP = Media Gateway Controller Protocol (bukan MEGACO)
MPLS = Multi Protocol Label Switching
NFAS = Non-Facility Associated Signalling
NGN = Next Generation Network
OSA = Open System Architecture
PSTN = Public Switched Telephone Network
QoS = Quality of Service
RFC = Request for Comments
RSVP = Resource Reservation Protocol
RTCP = Real-Time Transport Control Protocol
RTP = Real-Time Transport Protocol
SDH = Synchronous Digital Hierarchy
SDP = Session Description Protocol
SG = Signalling Gateway
SIGTRAN Signalling Transport
SIP = Session Initiation Protocol
SS7 = Signalling System No. 7
TCP = Transmission Control Protocol
TDM = Time Division Multiplexing
TINA = Telecommunications Information Networking Architecture
TE = Traffic Engineering
UDP = User Datagram Protocol
VPN = Virtual Private Network
3GPP = Third Generation Partnership Project
3GPP2 = Third Generation Partnership Project 2 (Amerika)




15

Kuliah Umum IlmuKomputer.Com
Copyright © 2004 IlmuKomputer.Com


9. Referensi Bos L dan Leroy S (2001). Toward an All-IP-Based UMTS System Architecture. IEEE
Network, January/February 2001, pp 36-45. Liu H dan Mouchtaris P (2000). Voice over IP Signaling: H.323 and Beyond. IEEE
Communications Magazine, October 2000, pp 142-148 Mampaey M (2000). TINA for Services and Advanced Signaling and Control in Next
Generation Networks. IEEE Communications Magazine, October 2000, pp 104-110 Modarressi AR dan Mohan S (2000). Control and Management in Next-Generation
Networks: Challenges and Opportunities. IEEE Communications Magazine, October 2000,
pp 94-102. Moerdijk AJ dan Klostermann L (2003). Opening the Networks with Parlay/OSA:
Standards and Aspects Behind the APIs. IEEE Network, May/June 2003, pp 58-64. Moyer S dan Umar A (2001). The Impact of Network Convergence on
Telecommunications Software. IEEE Communications Magazine, January 2001, pp 78-184. Ohrtman FD (2003). Softswitch. New York, McGraw-Hill Schulzrinne H dan Rosenberg J (1998). Signaling for Internet Telephony. Technical Report
CUCS-005-98. New York, Columbia University. Schulzrinne H dan Rosenberg J (1999). The IETF Internet Telephony Architecture and
Protocols. IEEE Network, May/June 1999, pp 18-23. Schulzrinne H dan Rosenberg J (2000). The Session Initiation Protocol: Internet-Centric
Signaling. IEEE Communications Magazine, October 2000, pp 134-141. Taylor T (2000). Megaco/H.248: A New Standard for Media Gateway Protocol. IEEE
Communications Magazine, October 2000, pp 124-132. Wastuwibowo K (2003). Pengantar MPLS. IlmuKomputer: http://ilmukomputer.com

10. Biografi Penulis

Kuncoro Wastuwibowo. Lahir di Bandung pada 19 Juni 1970. Lulus dari Universitas Brawijaya
tahun 1993 (Ir, teknik elektro), dan dari Coventry University tahun 2001 (MSc, teknologi
telekomunikasi, atas beasiswa Chevening Award). Anggota [M] IEEE, bergabung dalam
Communications Society dan Computer Society. Juga anggota IECI, ISOC, dan ACCU. Saat ini
bekerja di Telkom Divisi Regional III sebagai Analis Pengembangan Teknologi (sejak tahun 2003),
setelah sebelumnya menjadi Spesialis Rekayasa Network (1996) dan Spesialis Internet (2002) serta
sempat memberikan pelatihan-pelatihan di Divisi Pelatihan Telkom. Memperoleh penghargaan
prestasi Telkom dari Menteri Perhubungan di tahun 1999. Merancang program dalam bahasa C dan kemudian C++ sebagai
alat bantu bekerja.

Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui:
Web: http://kun.co.ro

Versi 1.0

Tidak ada komentar: