Rabu, 10 Juni 2009

wisata pakantan

Bagi para pecandu kopi sejati yang ingin membuktikan nikmatnya cita rasa kopi Pakantan datang saja ke kampungnya Adnan Buyung Nasution itu. Kopi yang dapat menggetarkan lidah tersebut masih dapat dinikmati di beberapa warung. Bahkan kalau mau masih bisa membawa bubuknya sebagai oleh-oleh. Bayangkan, bagaimana nikmatnya minum kopi di desa tradisional yang berhawa sejuk dan segar itu. Ditambah masyarakatnya yang ramah dan santun terhadap tamu dari luar membuat kita ingin datang berkali-kali. Para pengunjung juga bisa melihat bekas istana Kerajaan Pakantan Dolok dan sopo godang tempat masyarakat melakukan pertemuan. Hal itu penulis rasakan ketika berkesempatan berkunjung kesana beberapa waktu yang lalu.

Tidak saja bisa merasakan nikmatnya kopi Pakantan, kita pun masih bisa membuktikan kebun kopi tua yang berada di Gunung Aek Luane sana. Hanya 7 kilometer saja jaraknya dari Desa Huta Gambir ke lokasi kebun kopi tersebut. Melewati jalan setapak, jarak 7 kilometer itu dapat ditempuh dalam 3 jam berjalan kaki. Kondisi jalur yang landai menambah tantangan bagi para petualang. "Itu waktu yang sangat lama", kata Sahli Lubis yang biasa menempuhnya hanya dalam waktu 1,5 jam.

Menurut pengakuan seorang penggila minuman kopi asal Medan yang pernah dua kali berkunjung ke sana, melihat kebun kopi tua Pakantan sangatlah menarik. Sepanjang perjalanan dari desa ke kebun kopi banyak pemandangan yang bisa dinikmati. Burung-burung yang beragam jenis, primata, kijang, rusa dan tumbuhan aneh kerap dapat dilihat selama perjalanan. Apalagi dalam setengah perjalanan yakni di Bukit Tincuk, kita disuguhi pemandangan alam yang menawan berupa hamparan sawah dan perkampungan tradisonal Pakantan, kata penggila minuman kopi ini. Penulis sendiri membuktikan hal itu. Bahkan, ketika berada di tengah kebun kopi tersebut penulis seakan terhipnotis dan merasa berada di dunia lain.

Sebagai kawasan zona penyangga Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), menurut para pemerhati industri pariwisata, Pakantan memang layak dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Abu Hanifah Lubis, Field Coordinator Conservation International Indonesia (CII) untuk TNBG mendukung hal tersebut. Menurutnya, Pakantan memang layak dijadikan sebagai salah satu daerah pengembangan tujuan wisata minat khusus. Pendapat Abu cukup beralasan, sebab kampungnya Diana Nasution itu memang memiliki prospektif bagus karena objek daya tariknya. ***

Tidak ada komentar: