Senin, 13 Juli 2009

flu babi



Washington, Beberapa kasus flu babi yang terjadi di Amerika saat ini memunculkan pertanyaan. Mengapa flu babi banyak menimpa orang obesitas?

Para ahli mengatakan bahwa kemungkinan tersebut dikarenakan orang gemuk cenderung punya asma dan kondisi lainnya yang lebih rentan terserang penyakit.

Obesitas sendiri sebenarnya tidak pernah menjadi faktor risiko untuk beberapa kasus flu. Namun sebuah laporan baru-baru ini, dikutip dari Health24, Senin (13/7/2009) menyebutkan bahwa sembilan dari sepuluh pasien flu babi di Michigan pada bulan Mei dan Juni tergolong obesitas. Tiga dari mereka pun meninggal dunia.

Fakta tersebut cukup meyakinkan para ahli bahwa obesitas memang salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko flu babi. Penemuan tersebut cukup mengejutkan dan perlu diwaspadai kalangan medis.

"Para tenaga klinis harus waspada terhadap beberapa komplikasi yang terjadi pada pasien flu babi, terutama untuk mereka yang memiliki berat tubuh sangat ekstrim," ujar Dr Tim Uyeki, seorang ahli flu di Centres for Disease Control and Prevention (CDC).

Uyeki merupakan penulis laporan mingguan dalam jurnal yang dikeluarkan CDC mengenai kasus kelahiran dan kematian penduduk. CDC melaporkan, hingga tanggal 10 Juli 2009, orang Amerika yang terkena kasus flu babi mencapai 37.000, dan 211 diantaranya sudah meninggal dunia.

"Jumlahnya terus bertambah, padahal minggu kemarin masih 34.000 dengan jumlah kematian 170 orang," ujar Uyeki.

Para ahli di CDC percaya bahwa pada kasus obesitas tersebut, perlu penanganan dan tes lebih lanjut. Mereka memperkirakan terdapat lebih dari satu juta warga Amerika yang terinfeksi virus H1N1 tersebut, namun masih dalam kondisi yang belum parah.

Pandemi flu babi terjadi di California pada bulan april. Sejak itu, World Health Organisation mencatat lebih dari 94.000 kasus yang dilaporkan terjadi di lebih dari 100 negara.

Asal mula

Pada 5 Februari 1976, tentara di Fort Dix, Amerika Serikat menyatakan dirinya kelelahan dan lemah, kemudian meninggal dunia keesokannya. Dokter menyatakan kematiannya itu disebabkan oleh virus ini sebagaimana yang terjadi pada tahun 1918. Presiden kala itu, Gerald Ford, diminta untuk mengarahkan rakyatnya disuntik dengan vaksin, namun rencana itu dibatalkan.

Pada 20 Agustus 2007, virus ini menjangkiti seorang warga di pulau Luzon, Filipina. [7]

[sunting] Tanda dan gejala
Gejala utama virus flu babi pada manusia.[8]

Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejalan influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.[9]

Dalam mendiagnosa penyakit ini tidak hanya perlu melihat pada tanda atau gejala khusus, tetapi juga catatan terbaru mengenai pasien. Sebagai contoh, selama wabah flu babi 2009 di AS, CDC menganjurkan para dokter untuk melihat "apakah jangkitan flu babi pada pasien yang di diagnosa memiliki penyakit pernapasan akut memiliki hubungan dengan orang yang di tetapkan menderita flu babi, atau berada di lima negara bagian AS yang melaporkan kasus flu babi atau berada di Meksiko dalam jangka waktu tujuh hari sebelum bermulanya penyakit mereka." [10] Diagnosa bagi penetapan virus ini memerlukan adanya uji makmal bagi contoh pernapasan.[

Tidak ada komentar: